JAYAPURA, Redaksipotret.co – Beredarnya informasi lima warga di Kabupaten Fakfak, Papua Barat yang sempat viral di media sosial lantaran diduga keracunan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 Kilogram, hingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Fakfak, ditanggapi Pemimpin Wilayah Kanwil Papua Perum Bulog, Ahmad Mustari.
Pada kesempatan ini, Ahmad Mustari menjelaskan, dari hasil pemeriksaan dan klarifikasi dari Pemimpin Cabang Bulog Fakfak serta pihak rumah sakit setempat, telah menunjukkan tidak ada indikasi keracunan akibat beras SPHP.
“Terkait dengan kejadian di Fakfak, hal itu sudah kami laporkan dan telah ditelusuri oleh pimpinan cabang Bulog Fakfak. Dan, hasil klarifikasi menunjukkan bahwa peristiwa tersebut bukan disebabkan oleh beras SPHP,” jelas Ahmad Mustari dikutip dari laman Pasificpos.com, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, jika benar beras SPHP mengandung zat berbahaya, maka efeknya akan dirasakan oleh banyak warga yang menerima beras dari satu gudang yang sama.
“Kalau memang dari beras SPHP, tentu bukan hanya satu orang yang terkena, pasti banyak warga yang juga kena. Tapi ini hanya satu orang dan hasil pemeriksaan menunjukkan bukan karena beras. Selain itu kami juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memastikan penyebab kejadian itu,” ujarnya.
Dia bilang, laporan dari pimpinan cabang Bulog Fakfak juga sudah disampaikan ke kantor wilayah, dan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit pun telah menegaskan bahwa bukan beras SPHP yang menyebabkan sakit tersebut.
Dengan demikian, terkait dengan kejadian tersebut, Pemimpin Wilayah Kanwil Papua Perum Bulog itu mengimbau agar masyarakat tidak langsung mempercayai informasi yang beredar di media sosial tanpa bukti yang jelas.
“Kami berharap masyarakat tidak panik dan tidak mudah mempercayai informasi yang belum tentu benar. Bulog selalu memastikan bahwa beras SPHP yang disalurkan sudah melalui proses pengecekan mutu dan layak konsumsi,” ujar Ahmad Mustari.
Apalagi kata Ahmad Mustari, beras yang disalurkan untuk berbagai kebutuhan pemerintah dan masyarakat memiliki kualitas yang sama.
Dikutip dari rri.co.id, isu dugaan lima warga Kabupaten Fakfak yang disebut keracunan beras SPHP 5 kilogram hingga dilarikan ke RSUD Fakfak yang sempat viral di media sosial Facebook, dibantah oleh pihak rumah sakit.
Direktur RSUD Fakfak, Farid Mahubessy, menegaskan kabar tersebut tidak benar dan terlalu dini menyimpulkan penyebab gangguan kesehatan para pasien.
“Informasi yang beredar bahwa pasien dirawat di UGD RSUD Fakfak lantaran keracunan beras SPHP 5 Kg nampaknya terlalu dini menyimpulkan,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, memang benar terdapat lima pasien yang sempat dirawat di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), terdiri atas dua pasien yang datang pada malam hari dan tiga lainnya pada pagi hari. Namun seluruh pasien kini telah dipulangkan karena hanya menjalani rawat jalan.
“RSUD hanya berfokus pada pelayanan pengobatan untuk kesehatan pasien. Kami tidak pernah menyampaikan bahwa pasien mengalami keracunan A atau B, karena dokter menentukan penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan,” jelasnya.
Farid mengaku langsung turun ke lapangan untuk memastikan kebenaran kabar tersebut. Ia juga menyayangkan munculnya isu yang menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Karena isu tersebut terlanjur meresahkan masyarakat Fakfak, kami sangat menyayangkan. Kami tim medis di RSUD Fakfak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan terhadap pasien,” katanya.
Dia menyampaikan hasil diagnosa menunjukkan para pasien mengalami gangguan pencernaan (diare) yang disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi sebelumnya.
“Pasien mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi sayur gedi di satu rumah dalam satu keluarga,” ungkap Farid. (Redaksi)


















































