JAYAPURA, Redaksipotret.co – Sebanyak 2.000 jiwa anak di Kota Jayapura mengalami gangguan tumbuh kembang yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan apabila dibandingkan dengan anak seusianya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey saat memimpin rapat koordinasi dan evaluasi tim percepatan penurunan stunting, Senin (22/1/2024).
Frans Pekey menjelaskan, 2.000 anak yang mengalami stunting tersebut berdasarkan hasil laporan dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura hingga Desember 2023.
Pemerintah Kota Jayapura telah menargetkan orang tua asuh yang datang memeriksakan tinggi badan anaknya ada 25.000 jiwa, sedangkan hingga akhir tahun ini hanya mencapai 18.000 jiwa dan 2.000 diantaranya terkena stunting.
“Jadi ini masih dari yang kita targetkan, ternyata partisipasi masyarakat untuk datang memeriksakan tinggi badan anaknya ke Posyandu masih sangat minim,” jelasnya.
Menurutnya, kasus yang terbilang tinggi tersebut bukan semata pihak pemerintah gagal dalam menangani masalah ini, namun dalam menjalankan program tersebut, juga mengalami beberapa kendala, salah satunya karena ada beberapa pihak orangtua asuh tidak menerima bahwa anaknya dinyatakan terkena stunting.
Meski begitu, Pemkot Jayapura tidak akan menyerah begitu saja, bahkan kedepan untuk menekan penurunan angka stunting tersebut, bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak akan terus melakukan sosialisasi guna memberikan pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya untuk selalu rutin memeriksakan kesehatan anak ke Posyandu terdekat.
Menurutnya, masalah stunting bisa saja dibebaskan jika pihak keluarga menjaga pola asuh yang baik dan memberikan makanan dan sehat karena penyebab utama stunting ini disebabkan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan.
Penulis : Tania Sembiring | Editor : Syahriah Amir























































