JAYAPURA, Redaksipotret.co – Menindaklanjuti keluhan pasien cuci darah dan terkait pelayanan di RSUD Jayapura pada Selasa, 3 Agustus 2024, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua menggelar rapat kerja bersama pihak RSUD Jayapura dan perusahaan penyedia jasa barang Farmasi di ruang Banggar DPR Papua, Rabu (4/9/2024).
“Pertemuan hari ini adalah tindak lanjut pertemuan dengan para pasien cuci darah yang datang ke DPR Papua. Mereka mengeluh bahwa cairan yang biasanya digunakan untuk mencuci darah itu kekurangan stok,”jelas Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw melansir pasificpos.com.
Dalam pertemuan tersebut, DPR Papua terungkap data bahwa perencanaan di RSUD Jayapura tidak tepat, dan terdapat kesalahpahaman dalam manajemen. Dimana regen yang seharusnya ada untuk melakukan tes urine, justru tidak tersedia.
“Jadi sesuai dengan janji saya kepada keluarga pasien, besok pagi regennya sudah ada dan sudah bisa cuci darah. Tidak bisa tunda karena ini soal nyawa,” kata Jhony.
Dia juga mengungkapkan bahwa dari hasil rapat telah mendapatkan data ada dana APBD untuk RSUD Jayapura senilai Rp24 miliar, tetapi juga ada dana BPJS Kesehatan.
“Dengan adanya penambahan uang senilai Rp24 miliar, seharusnya menjadi prioritas dua hal utama. Pertama setiap masyarakat yang berobat, namun tidak memiliki BPJS kesehatan, harus dibantu dan dilayani dengan baik, terutama orang asli Papua (OAP),” ucapnya.
Prioritas kedua, ini soal penyelesaian honor bagi para tenaga medis lantaran hingga kini gaji atau honor mereka belum diselesaikan.
“Termasuk kekurangan obat-obatan. Jadi kami minta urusan yang urgent seperti ini harus diperhatikan dengan baik. Dan yang paling urgen juga adalah cuci darah. Hal seperti ini tidak boleh lagi terjadi. Ini soal nyawa orang, juga soal kemanusian,” kata Jhony.
Editor : Syahriah Amir