YALIMO, Redaksipotret.co – Sempat mereda, situasi keamanan di Elelim, Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan kembali mencekam. Korban berjatuhan, mulai dari aparat keamanan hingga warga sipil.
Satgas Operasi Damai Cartenz dalam rilisnya Kamis, 18 September 2025 menyebutkan, kerusuhan ini dipicu aksi penyerangan massa terkait dugaan rasisme yang melibatkan sekelompok siswa SMA Negeri 1 Elelim. Bentrokan kemudian meluas hingga menyebabkan sekitar 500 warga mengungsi ke Mapolres Yalimo.
Puluhan bangunan terbakar, di antaranya ruko, kos-kosan, rumah dinas Pemkab Yalimo, kantor dinas, serta fasilitas TNI-Polri. Belasan kendaraan roda dua dan roda empat juga hangus terbakar.
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes. Pol. Adarma Sinaga menyampaikan, sejumlah aparat keamanan menjadi korban serangan. Tiga dari enam personel Satgas Maleo Kopassus yang dievakuasi mengalami luka berat akibat terkena panah, lemparan batu, dan luka bakar. Ketiganya kini menjalani perawatan di RS Er Dabi, Yalimo.
“Beberapa anggota kami mengalami luka, di antaranya Briptu Fitrah H. Naing terkena lemparan batu di wajah, Briptu Muhammad Aksa Almuthadin terkena panah di kepala, serta seorang prajurit TNI bernama Charles mengalami luka di bagian belakang kepala,” ungkapnya.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen. Pol Faizal Ramadhani mengatakan, korban warga sipil turut berjatuhan. Nasir Daeng Mappa (44) dan anaknya, Arsya Dafa (9), diduga meninggal dunia terbakar di dalam mobil. Anak lainnya, Atifa (10), menderita luka sayatan di leher, sementara seorang pelajar Papua, Sadrak Yohame, meninggal akibat luka tembak.
Hingga Selasa malam, aparat keamanan masih berjaga di sekitar Pospol Elelim dan Mapolres Yalimo. Situasi kota dilaporkan mencekam dengan jaringan listrik padam serta kebakaran di sejumlah titik yang belum terkendali. Evakuasi terhadap warga pendatang yang masih bersembunyi di rumah maupun ruko belum dapat dilakukan.
Editor : Redaksi Potret