JAYAPURA, Redaksipotret.co – Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Jayapura nomor urut 4, Yohannis Manangsang Wally dan Daniel Mebri menyebut, tema pada debat publik pertama sangat fundamental dan merupakan ajang untuk menguji kemampuan berpikir secara otentik dari para calon pemimpin.
Debat publik pertama yang diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Jayapura di Suni Garden Lake Hotel Sentani pada Senin (11/11/2024) mengangkat tema, “Pembangunan Kesejahteraan dan Pelayanan Masyarakat di Kabupaten Jayapura”.
Keduanya menyebut, tema debat pertama sangat bagus, namun faktanya tidak sesuai dengan yang terjadi di tengah masyarakat yang belum sejahtera dan pelayanan yang belum optimal. Paslon dengan julukan Jayapura Emas ini menuturkan bahwa mempunyai visi misi membuat perubahan besar.
“Setelah sebulan lebih melaksanakan kampanye, juga melakukan pertemuan dengan masyarakat secara langsung di lapangan, kami lihat hal-hal yang masih jau yang didukung dengan data tentang keputusan pemerintah melalui SK Kementerian Desa nomor 147 tahun 2023 menyatakan kabupaten (Jayapura) statusnya jauh dari berkembang menjadi tertinggal,” ucapnya.
“Sehingga kami butuh sebuah jembatan untuk mengantar orang ke titik awal (start). Kalau kita masih ada di dalam lumpur, maka kita tidak mungkin bisa memulai dan lari bersama. Karena yang kita mau adalah lari cepat secara bersama. Oleh karena itu, kita penuhi dulu dalam waktu pertama ini adalah dengan memenuhi kebutuhan dasar atau membebaskan orang dari beban-beban hutang dan lain sebagainya,” ujar YMW menambahkan.
Selain kebutuhan dasar dan beban utang, juga harus ada dan jika perlu dilakukan bantuan sosial dalam bentuk percepatan kebutuhan dasar. Jika sudah terpenuhi semuanya, kata YMW, maka langkah berikutnya adalah bisa mengatur sikap.
Lantaran menurutnya, pembangunan dalam visi misi Jayapura Emas adalah yang tidak bisa dijalankan oleh pemerintah saja, tetapi harus berjalan beriringan bersama dengan seluruh komponen masyarakat.
Paslon nomor urut 4 ini harus melakukan penguatan terhadap komponen masyarakat, adat, agama dan pemerintah.
“Kita tidak bisa langsung bermain ke tingkat tinggi, namun harus bermain dalam fakta-fakta slow down. Itulah yang kita mau sampaikan, sama halnya juga dengan pertanyaan dari kita ke teman-teman paslon lainnya tentang fakta-fakta yang terjadi di depan mereka,” pungkasnya. (14)
Editor : Syahriah Amir