JAYAPURA, Redaksipotret.co – Tiga gerbong besar, Benhur Tomi Mano (BTM), Yermias Bisai, dan Constant Karma telah menyatakan sikap tegas menjadi penyeimbang bagi pemerintahan baru Provinsi Papua lima tahun ke depan.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Benhur Tomi Mano di hadapan tim relawan, simpatisan, dan tokoh Koalisi Perjuangan Rakyat di kediamannya, Kota Jayapura, Jumat (17/10/2025).
“Kita semua tim relawan, simpatisan. Kita akan menjadi penyeimbang,” tegas BTM, disambut sorak dukungan dari para pendukungnya.
BTM juga menegaskan bahwa dirinya tidak memberikan dukungan kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur, Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen.
Menurutnya, Mathius Fakhiri-Aryoko Rumaropen bukan pemimpin yang dipilih dari hati nurani rakyat Papua.
“Saya tidak memberi dukungan kepada pemerintahan baru Papua. Karena mereka bukan pilihan rakyat Papua, melainkan pilihan pemerintah pusat,” ujarnya tegas.
Menurut BTM, perjalanan panjang Pilkada Papua 2024 hingga pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) telah menunjukkan ketimpangan sistem.
Dua kali kemenangan yang diraih kubunya, kata dia, justru “dialihkan” lewat putusan Mahkamah Konstitusi.
Pandangan yang sama juga disampaikan Constant Karma, jelas kecurangan yang dilakukan secara kasat mata diketahui rakyat Papua.
“BTM adalah pilihan rakyat. Bahkan partai besar di Jakarta tahu itu, para jenderal TNI-Polri di pusat pun mengakui BTM pemenang. Karena mereka punya sistem untuk melihat di bawah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini juga berpesan khusus kepada masyarakat adat Tabi dan Saireri agar tidak mengejar kekuasaan di pemerintahan baru.
“Tabi dan Saireri jangan jadi pengemis jabatan di atas tanahmu sendiri,” seru BTM.
Dia mengingatkan agar pendukungnya tetap menjaga sikap, tidak terpancing emosi, dan tidak menempuh jalan demonstrasi jika kelak muncul kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
“Kalau ada kebijakan yang tidak pro-rakyat, jangan demo, jangan buat pernyataan yang menyakitkan hati masyarakat Papua,” katanya.
BTM menutup dengan ajakan untuk terus berkarya dan mengawal pemerintahan dengan cara yang bermartabat.
“Kita tetap bekerja jujur, mengedepankan kritik yang membangun demi Papua,” tandasnya.(Muhammad Rafiq)