JAKARTA, Redaksipotret.co – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua kembali menggelar capacity building (peningkatan kapasitas) yang melibatkan 33 wartawan media cetak, elektronik dan siber. Kegiatan digelar pada 7-10 Oktober 2025 di Jakarta.
Kunjungan ke Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) yang terletak di Karawang, Jawa Barat ini menjadi salah satu agenda aktivitas dalam capacity building tahun ini.
Setibanya di objek vital nasional tersebut, wartawan yang berasal dari Papua bergabung bersama sejumlah wartawan dari Papua Barat, Papua Barat Daya dan Kalimantan Tengah sebelum berkeliling di dalam gedung untuk melihat langsung proses pencetakan uang rupiah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman mengatakan, kunjungan tersebut sebagai edukasi untuk melihat tugas Bank Indonesia dalam hal pencetakan uang rupiah.
“Kami ingin masyarakat mengetahui tugas Bank Indonesia dalam proses pencetakan uang rupiah melalui pemberitaan. Jadi tugas Bank Indonesia di daerah hanya mendistribusikan,” ucapnya.
Salah satu peserta capacity building, Merrit Sange Waromi mengatakan, satu kebanggaan bagi dirinya dan wartawan lainnya lantaran telah diberi kesempatan melihat langsung proses pencetakan uang rupiah.
“Sejauh ini kami hanya mengetahui lewat beberapa sumber, tapi kali ini turun langsung melihat prosesnya mulai dari cetak di mesin hingga pengemasan,” ucap Merrit.
Peserta lainnya, Anggrias Rul Firmansyah juga antusias dengan kunjungan tersebut. Seperti Merrit dan peserta lainnya, kunjungan ke Perum Peruri merupakan pertama kali.
“Kami jadi tahu bagaimana rupiah dicetak sampai pada pengemasan sebelum didistribusikan ke kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di daerah,” kata Rul.
Dikutip dari wikipedia, Peruri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1971, hasil peleburan (merger) antara Perusahaan Negara (PN) Pertjetakan Kebajoran (Perkeba) yang memiliki bidang usaha percetakan uang kertas dengan PN Arta Yasa yang memiliki bidang usaha pembuatan uang logam.
Pada 1991, Peruri memulai membangun pabrik baru di lahan seluas 202 hektar di Ciampel, Karawang, Jawa Barat yang diresmikan oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005. Pada 2011, Peruri ditugaskan oleh pemerintah untuk mengakuisisi PT Kertas Padalarang yang telah berhenti beroperasi sejak akhir tahun 2008, karena kesulitan mendapat modal kerja.
Setiap produk yang dicetak atau dihasilkan oleh Peruri mempunyai ciri khusus yang mengutamakan faktor keamanan untuk menjaga keaslian sebuah dokumen, mengingat dokumen tersebut merupakan dokumen negara yang sangat vital serta keaslian dari pengguna layanan digital Peruri.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2019, regulasi terbaru yang mengatur tentang Peruri, disebutkan bahwa kegiatan usaha mencakup :
1. Mencetak Mata Uang Rupiah guna memenuhi kebutuhan sesuai permintaan Bank Indonesia.
2. Membuat dokumen negara yang memiliki fitur sekuriti berupa Dokumen Keimigrasian dan Benda Meterai guna memenuhi kebutuhan sesuai permintaan instansi yang berwenang.
3. Membuat dokumen lain untuk negara yang memiliki fitur sekuriti berupa Pita Cukai dan Dokumen Pertanahan.
4. Membuat dokumen lainnya untuk negara yang memiliki fitur sekuriti dan barang cetakan logam non uang.
5. Mencetak mata uang dan membuat dokumen negara lain yang memiliki fitur sekuriti atas permintaan negara yang bersangkutan, sepanjang telah terpenuhinya pencetakan mata uang Rupiah.
6. Menyediakan jasa yang mempunyai fitur sekuriti yang berkaitan dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan.
7. Fabrikasi kertas uang, kertas sekuriti, dan tinta sekuriti dan Jasa digital sekuriti.
Sejarah Bank Indonesia
Sebelumnya, puluhan wartawan diajak mengunjungi Museum Bank Indonesia (MUBI) yang berada di Kota Tua, Jakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui perjalanan panjang Bank Indonesia dari zaman penjajahan hingga modern saat ini.
Dipandu seorang petugas, wartawan diajak melihat langsung tayangan sejarah berdirinya Bank Indonesia lewat tampilan layar di ruang Immersive Cinema hingga tampilan perubahan logo Bank Indonesia dari masa ke masa. (Syahriah)




















































