JAYAPURA, Redaksipotret.co – Tokoh Agama (Toga) Muslim Provinsi Papua Pegunungan, Ismail Asso mengatakan, proses rekrutmen para calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Pegunungan merupakan yang pertama.
Sebab itu, tentu tidak sepenuhnya berjalan dengan sempurna, tetapi diharapkan proses rekrutmen ini berjalan secara transparan. Dia menyebut, keterwakilan masyarakat semua suku yang ada (Lapago) ini dapat keterwakili dari unsur agama.
‘’Saya melihat untuk unsur agama dari agama Islam ini harus mendapatkan dua kuota, karena populasi umat islam khususnya putra daerah asli Papua Pegunungan ada di Kabupaten Jayawijaya,’’ ujar Ismail dalam keterangan resminya, Minggu (21/5/2023).
‘’Kemudian, perwakilan dari agama lain yakni, Protestan dan Katholik berbagi dari 12 kursi yang ada,’’ sambungnya.
Sementara, untuk keterwakilan dari unsur kelompok kerja perempuan sangat penting, karena diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dari mama – mama Papua yang ada di Papua Pegunungan.

“Selanjutnya, untuk keterwakilan dari unsur Adat dan Budaya. Di mana, Papua ini sangat identik melekat dengan adat dan budaya. Karena itu, diharapkan kepada para Kepala Suku yang memahami seluruh seluk beluk adat budaya Lapago harus menempatkan perwakilan secara merata dan adil, serta proses yang sedang berjalan ini menurut saya sudah sangat baik,” kata Ismail Asso.
Ia juga mengungkapkan, kendala yang terjadi pada proses rekrutmen calon anggota MRP Papua Pegunungan adalah permasalahan tehnis di lapangan. Misalnya, bagi para calon anggota MRP yang belum memenuhi atau melengkapi berkas, maka panitia (tim) seleksi memberikan waktu selama satu (1) minggu untuk melengkapi kekurangan – kekurangan.
Terkait keamanan, dia berharap, tetap harus ditingkatkan lantaran berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akan mewakili seluruh tatanan adat atau budaya, wanita (perempuan) dan agama dapat berjalan dengan baik.
‘’Serta, untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, suku dan masyarakat, karena kita ini merupakan masyarakat yang majemuk,’’ ucapnya.
“Di mana, kita menuju pada proses yang namanya demokrasi dan menjunjung hak – hak azasi manusia. Sehingga peran penting kehadiran pengawalan dan pengamanan dari aparat Kepolisian yang di bantu oleh TNI. Supaya bisa tertib dan menghindari adanya aksi-aksi demo ketidakpuasan, sehingga ajang demokrasi ini tidak dicederai oleh ambisi – ambisi para calon yang tidak lolos. Kemudian, memaksakan kehendak dengan memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan politik,” sambungnya.
Dia mengajak kepada seluruh para calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan, untuk bersama – sama menjaga situasi Kamtibmas selama proses pelaksanaan rekrutmen ini berlangsung.

Sementara itu, John Kolago selaku Tokoh Agama di Kabupaten Jayawijaya menyampaikan, kepada teman – teman tim panitia seleksi anggota MRP Provinsi Papua Pegununganbahwa calon anggota yang telah memasukan berkas adalah yang terbaik dari Provinsi Papua Pegunungan.
“Saya berharap kita sama – sama menjaga situasi Kamtibmas di daerah kita di Provinsi Papua Pegunungan ini. Karena kedepannya akan menghadapi pemilu serentak tahun 2024,” harapnya.
John Kolago meminta kepada tim seleksi dalam proses pelaksanaan maupun dalam menentukan seseorang yang nantinya terpilih menjadi anggota MRP Papua Pegunungan itu harus dengan cara yang baik dan jangan ada keberpihakan terhadap salah satu calon, karena calon-calon yang masuk ini merupakan orang-orang yang terbaik di daerah ini.
John Kolago yang juga sebagai calon anggota MRP Provinsi Papua Pegunungan, menyampaikan kepada kita semua yang sedang mengikuti seleksi ini agar mari bersama – sama menjaga situasi Kamtibmas tetap aman dan siapapun yang nantinya terpilih merupakan orang – orang yang terbaik di Provinsi Papua Pegunungan.
Senada dengan John Kolago, tokoh adat atau Toda, Herman Doga mengimbau kepada seluruh warga masyarakat, khususnya orang asli Papua Pegunungan yang berada di Kabupaten Jayawijaya untuk bersama – sama menjaga situasi agar tetap aman selama pelaksanaan perekrutan calon anggota MRP Provinsi Papua berlangsung.
“Dalam seleksi calon anggota MRP Provinsi Papua Pegunungan ini, saya mengimbau kepada semuanya, bahwa MRP bukan bagian dari politik dan tidak ada kepentingan – kepentingan politik yang boleh masuk ke dalam MRP. Karena MRP itu merupakan lembaga kultur budaya orang asli Papua, yang bertujuan untuk mengangkat dan mempertahankan nilai – nilai kearifan orang asli Papua,” kata Ketua LMA Kabupaten Jayawijaya ini.
Penulis : Redaksi Potret Editor : Syahriah Amir