JAYAPURA, Redaksipotret.co – Mengutip data dari BPS tahun 2023, diketahui bahwa secara nasional, luas area perkebunan kopi nasional adalah 1,28 juta Hektar (Ha) dengan kapasitas produksi sebesar 781 ribu ton per tahun.
“Ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil kopi terbesar ketiga di dunia dibawah Brazil dan Vietnam. Namun produksi kita hanya naik sekitar 2 persen setiap tahunnya. Ini yang tentunya harus menjadi perhatian kita bersama untuk mendorong produksi kopi nasional,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti sesaat sebelum membuka Festival Kopi Papua ke-VI di Ex Terminal PTC Entrop, Kota Jayapura, Jumat (4/8/2023).
Sementara itu, area perkebunan kopi di Papua baru seluas 13.991 Ha dengan jumlah produksi sebesar 2.799 ton per tahun.
Berdasarkan data tersebut, kata Destry, kontribusi luas perkebunan kopi di Papua terhadap nasional baru sebesar 1,09 persen dan share jumlah produksi kopi di Papua terhadap nasional adalah 0,35 persen.
“Namun hal ini menggambarkan bahwa masih terdapat peluang yang sangat besar untuk terus mengembangkan industri kopi di Papua mengingat potensinya sangat tinggi,” ujar Destry.
Meski begitu, kata Destry, perlu melihat dari sisi kualitas, mengingat Kopi dari Papua didominasi oleh kopi Arabica dengan kualitas premium.
“Kopi Arabica dari Papua berasal dari daerah dataran tinggi Papua yaitu Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, Paniai, Lanny Jaya dan lainnya. Selain tentunya, Kopi jenis Robusta yang tersebar di daerah Merauke dan Serui,” jelasnya.
Sementara itu, Plh Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua telah melakukan pemetaan terhadap potensi perekonomian berdasarkan wilayah adat.
“Saat ini kita berada di wilayah adat Mamta yang memiliki karakteristik dataran rendah serta berada pada pesisir pantai dengan potensi ekonomi antara lain budidaya kopi, coklat, kelapa sawit serta sektor pariwisata,” kata Ridwan.
“Hal ini memungkinkan UMKM bertumbuh sangat baik dalam hal perdagangan dan jasa dalam wilayah adat tersebut,” sambungnya.
Komoditas kopi Papua, kata Ridwan, membutuhkan perawatan serta kondisi geografis tertentu, memiliki potensi pengembangan pada wilayah adat Laapago dan Meepago yang memiliki karateristik geografis pegunungan.
Hal ini menjadikan kopi Papua memiliki keunikan dan karateristik khusus sebagai keunggulan komperatif yang telah dikenal di mancanegara.
Dia menambahkan bahwa Provinsi Papua tidak lepas dari sinergi dan kerja keras bersama. Pemerintah Papua berkomitmen untuk terus meningkatkan taraf ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.
“Saya mengharapkan kerjasama dengan Bank Indonesia terus berlanjut dari berbagai sisi. Sinergi yang baik perlu terus dipertahankan dalam mewujudkan pemulihan ekonomi yang sejalan dengan semangat visi Papua Bangkit Sejahtera dan Berkeadilan,” ucapnya.
Penulis : Syahriah Amir Editor : Syahriah Amir